
Lombok Tengah, NTB|King Rajawali Sakti – Sekolah Luar Biasa (SLB) berperan penting dalam menghadapi anak-anak penyandang disabilitas pendengaran, penglihatan intlektual dan ganda, mendapat hak yang setara pendidikan sebagaimana amanat undang-undang no. 8 tahun 2016 tentang pendidikan desabilitas.
Kepala sekolah H Muhamad S.pd menjelaskan saat ini Sekolahnya memiliki 103 orang siswa penyandang disabilitas yang tebagi menjadi 33 Rombongan Belajar (Rombel).
“Tahun ini yang baru masuk 13 orang sehingga total siswa menjadi 103 orang untuk tingkat SD, SMP, dan SMA. Karena keterbatasan ruangan jadi saat ini masih memanfaatkan ruangan dapur sebagai ruangan belajar,” terang Kepsek di ruang kerjanya,kamis (17/07/2025).
Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Lombok Tengah yang berada di Desa Penujak Kec. Praya Barat, yang memiliki zonasi yang sengat luas, sehingga dalam sistem penerimaan murid baru tidak bentuk persaingan.
“Dalam kegiatan belajar-mengajar kendala yang dihadapi pada saat ini adalah kekurangan guru pengajar yang khusus, karena masing-masing anak ini tergantung desabilitas bawaanya, akan membutuhkan guru pendamping khusus.” Terangnya.
Menurut Kepsek, Anak-anak ini tidak bisa di samakan dengan pendidikan reguler. Idialnya setiap kelas memiliki satu guru pendamping khusus.
“Tapi sampai saat ini belum terpenuhi, Kekurangan guru pendamping khusus tunarungu, tunanetra dan tunagrahita harus punya guru khusus,”terangnya.
Disamping itu semua siswa di berikan makan satu kali dalam sehari pada saat makan siang.Biaya makan sagat besar dalam satu bulan ± Rp. 13 jutaan/bulan.
“Pemberian ini bentuk kepedulian pemerintah dan pihak donatur lainya,” sebut Kepsek.
(Red)